* Terinspirasi dari puisi Mas Amril yang berjudul 'Jika Suatu Ketika Kita Tidak Bersama Lagi'
============================================================
============================================================
Pada pagi pertama kau pergi, saya akan membuat kopi. Menambahkannya dengan 2 sendok gula dan 1,5 sendok susu, persis seperti kopi kesukaanmu. Menyeduhnya dengan air panas di dalam cangkir biru favoritmu. Menghirupnya dalam-dalam, membayangkan perasaanmu saat kopi hangat ini mengaliri tubuhmu.
Lalu saya akan keluar berjalan kaki. Seperti dirimu yang rela bangun pagi hanya untuk berjalan kaki. "Hey, jalan kaki itu menyehatkan jantung, kaki, dan hati," ujarmu dulu. Lalu kamu akan bercerita tentang wajah-wajah ramah pagi hari, yang menyapamu, menawarkan brokoli, atau sekedar tersenyum padamu dari hati.
Saya akan berjalan kaki menapaki jalan yang biasa kau lewati. Menatap dengan matamu, mendengar dengan telingamu, dan merasa dengan jiwamu. Mendapati wajah-wajah ramah pagi harimu, menghirup udara pagimu, dan menatap langit pagimu yang tak lama lagi akan segera terik.
***
Setibanya di rumah, saya akan membuka pintu ruang tamu. Menggantung kunci pintu ruang tamu di sebelah kanan seperti caramu, bukan di sebelah kiri seperti yang biasa saya lakukan. "Karena kanan adalah awalan yang baik untuk memulai segala sesuatu," ujarmu dulu. Mengingat jari jemari dan tanganmu, saat menggantungkan kunci pintu ruang tamu.
Lalu saya akan melangkah ke kamar tidur. Melipati selimut, merapikan sprei. Dan saat meletakkan bantal ke dua di ujung tempat tidur, saya akan berhenti. Karena di sanalah saya dengan mata sembab pernah meracau "Saya bukan wanita yang mudah untuk dicintai. Saya tidak cantik, tidak pintar, tidak ramah, tidak pandai mengelola emosi, tidak cukup baik untuk dibanggakan dan dimiliki, menyulitkan, dan.."
Belum usai racauan itu, kamu peluk saya. Membelai rambut saya, menghapus air mata saya di ujung mata. Dan berujar "Hey jangan begitu Sayangku, berhenti menyakiti diri sendiri. Kamu aman sekarang, jangan takut ya. Yang tenang ya Cantik, I love you.."
***
Pada pagi pertama kau pergi, setelah membuat kopi, berjalan kaki, dan merapikan tempat tidur, saya akan menangis. Sampai sesak, sampai air mata kering, sampai semuanya meluap. Emosi, rindu, cinta, rasa sakit, kecewa, getir, pedih, ingatan, tatapan, pelukan, penghiburan, kata-kata, intonasi, suara, kejutan ulang tahun dan ulang tahun pernikahan, senyuman, tawa, genggaman tangan, ciuman pagi, ciuman petang, sapaan selamat tidur, belaian rambut, helaan napas, pertengkaran, berbaikan, sarapan bersama di atas kasur, penguatan, menghapus air mata, cermin diri, utuh, pecah.
Sampai semua kenangan tumpah ruah membanjiri diri saya, membuat saya megap-megap kehabisan napas. Sampai saya tenggelam di dalamnya, mencoba menghibur diri dengan bermimpi untuk mati dan tidak pernah terlahir kembali. Lalu tertidur, karena kelelahan.
Dan terbangun esok hari, untuk kembali menjalani hari yang sama
dengan pagi pertama saat kau pergi.
0 komentar:
Posting Komentar