Sabtu, 18 Desember 2010

Senangnya Ikut Workshop Online Menulis Cernak di Blogfam!

Beberapa tahun lalu kala mendapat pertanyaan tentang cita-cita, saya pernah menjawab "Ingin menjadi seorang penulis cerita anak dan tinggal di Yogya." Karena bagi saya, menulis cerita anak justru memiliki kerumitan dan tantangan tersendiri. Tak hanya harus mampu menyederhanakan kalimat dan ide, namun juga harus kreatif dan imajinatif. Saya percaya, "Seorang jenius bukanlah seseorang yang mampu memahami hal-hal rumit, melainkan seseorang yang mampu menyederhanakan hal-hal rumit."
Dan pada 9 November 2010 saat Blogfam membuka pendaftaran workshop online menulis cerita anak (cernak), impian lama saya mulai terkabul. 


Sekilas Workshop Online Menulis Cernak


Sesuai namanya, workshop menulis cernak ini memang dilakukan secara online. Diselenggarakan secara gratis oleh Blogfam, pengajar workhop ini adalah penulis bestseller, Kang Iwok Abqary. Beberapa karya beliau yang beredar di toko buku adalah: 99 kisah menakjubkan Alquran, Suster Nengok, Pulau Huntu, Batman Saroong, Gokil Dad, Gokil School Musical, Misteri Lemari Terkunci, Misteri Payung Terbakar, Misteri Prasasti Hutan Larangan, Tiga Hati Mengejar Cinta, Kisah Masa Kecil Nabi & Rasul, dan favorit saya—Sepeda Ontel Kinanti.

Bersama 29 orang peserta pelatihan lain, kami memperoleh modul materi seminggu sekali. Mulai dari penulisan cerita anak secara umum, memasuki dunia anak lewat gaya bahasa, pencarian ide, menciptakan karakter tokoh, deskripsi dan dialog, sampai cara menjadikan suatu cerita lebih istimewa.

Disajikan secara detil dan mendalam, membuat workshop ini sangat kaya ilmu. Apalagi pengajar—yang biasa kami panggil Cik Gu—juga memberikan aneka PR dan latihan yang merangsang peserta untuk berlatih menulis kreatif. Salah satunya yang kini tengah berjalan: cerita anak yang ditulis secara estafet atau bergilir.

Tak hanya berdiskusi seputar materi workshop, di ruang kelas workshop kami juga sering berdiskusi tentang hal-hal lain seputar kepenulisan. Mulai dari mentok ide, perlu atau tidaknya outline, seberapa detil panduan ilustrasi diperlukan, buku-buku cerita anak yang keren, sampai cara mengatasi rasa takut untuk menulis cerita anak.


Belajar Menulis Cerita Anak, Lagi dan Lagi

Dulu saya pernah berpikir, alangkah rumitnya menulis cerita anak. Tak seperti menulis feature atau fiksi dewasa, bagi saya, cerita anak punya lebih banyak “jangan.” Beberapa yang pernah saya baca dalam riset penyusunan Tugas Karya Akhir majalah sastra untuk anak SD dulu, adalah: jangan menggunakan kalimat panjang, jangan sad ending, dll.

Dengan demikian banyaknya aturan itu, saya sempat ciut. Apalagi saat beberapa tahun lalu bekerja di sebuah penerbitan buku anak-anak, saya bertemu dengan para penulis hebat seperti Mbak Vinda Swasthipadma, Mbak Windri Astuti, Mbak Ryu Tri, Mbak Anna Fauziah, Bayu Indie, Zulfa Ruhama (Zulfairy). Setiap kali produk terbit, saya akan berdecak kagum dan membatin “Duh, kapan ya, saya bisa nulis kayak gini?

Salah satu ketakutan itu sempat saya bagi di ruang kelas workshop. Di sana, saya mengungkapkan, bahwa saya sering parno saat menulis cerita anak. Beberapa pikiran yang menghantui saya adalah:  “Duh, cerita ini mendidik gak ya? Seru gak ya? Sudah cukup anak-anak belum ya? Lucu gak ya?”

Yang saat itu dijawab Kang Iwok dengan: “Insya Allah, semua akan berjalan dengan sendirinya kok. Semakin sering kita menulis, kita semakin tahu apa yang harus dilakukan untuk menulis sebuah cerita yang bermutu dan bergizi, sekaligus menghibur tentunya. jangan takut, bahkan sebuah cerita yang 'hanya' menghibur pun sangat dibutuhkan anak-anak. Tak perlu memaksakan untuk menjejalkan pesan moral atau ilmu pengetahuan dalam sebuah cerita. Asal konteksnya pas untuk anak-anak, itu sudah cukup kok. Kalau memang ada nilai-nilai lebihnya, itu adalah poin plus dari sebuah cerita.”

Tak hanya bersedia menjawab aneka pertanyaan rewel saya, Kang Iwok juga selalu memberikan masukan dan kritik membangun pada PR seluruh peserta workshop. Dengan membaca koreksi, masukan, dan komentar pada PR-PR peserta lainnya, saya juga belajar teknis penulisan cerita anak secara lebih mendalam. 

Mengikuti workshop ini adalah pengalaman berharga bagi saya :). Terima kasih banyak, Blogfam. Juga terima kasih banyak untuk Kang Iwok, para admin, serta para moderator, yang berperan memfasilitasi workshop ini.  

Suer, workshop ini keren abis! :D Hmm, workshop berikutnya apa ya? :D *nagih*

***

2 komentar:

Indahjuli mengatakan...

Terima kasih sudah senang mengikuti workshop online di Blogfam.
Senang bisa berbagi.
Nice posting :)

ketty husnia mengatakan...

wah jadi kepengen...kira2 ada lg ga ya workshop gituan dibuka online??

Posting Komentar