Di kedalaman hutan belantara, Hansel dan Gretel lupa membawa roti. Tersesat dan kelaparan, mereka lelah dan frustrasi.
Dan mereka mulai bertengkar.
“Gara-gara kamu lupa membawa roti!” tuding Hansel.
“Kok saya? Harusnyakan kamu yang bawa roti, lalu menaburkan remah-remahnya sebagai penanda jalan kita pulang, seperti dalam dongeng itu!” teriak Gretel tak mau kalah.
Mata Hansel nyalang. “Oke, kita pisah. Saya cari jalan keluar sendiri!”
“Silakan! Biar kamu menemukan rumah kue dan penyihir jahat merebusmu sampai matang!” balas Gretel.
Sementara hujan mulai turun.
***
Hujan menderas, ketika kaki kanan Hansel tertusuk duri. Rembes dengan darah. Sementara Gretel basah kuyup dengan mata sembab, makin jauh tersesat.
Pada dua bagian hutan tanpa secercahpun sinar matahari, mereka saling menghela napas.
Dan hujan turun makin deras malam itu.
***
Dan mereka mulai bertengkar.
“Gara-gara kamu lupa membawa roti!” tuding Hansel.
“Kok saya? Harusnya
Mata Hansel nyalang. “Oke, kita pisah. Saya cari jalan keluar sendiri!”
“Silakan! Biar kamu menemukan rumah kue dan penyihir jahat merebusmu sampai matang!” balas Gretel.
Sementara hujan mulai turun.
***
Hujan menderas, ketika kaki kanan Hansel tertusuk duri. Rembes dengan darah. Sementara Gretel basah kuyup dengan mata sembab, makin jauh tersesat.
Pada dua bagian hutan tanpa secercahpun sinar matahari, mereka saling menghela napas.
Dan hujan turun makin deras malam itu.
***
0 komentar:
Posting Komentar