Hidup Anna serupa matematika.
Butuh tiga belas menit untuk menyiapkan sarapan. Dua puluh tujuh menit untuk mengisap debu dan mencuci piring. Empat hari untuk menyamarkan luka dan memar pukulan suaminya, Tn. Harvest.
Dan butuh tiga puluh menit untuk arsenik bekerja.
***
Sudah lewat tiga jam dari waktu pulang suaminya.
Butuh tujuh menit bagi Anna untuk tampak gelisah. Ia sengaja berjalan mondar-mandir. Sesekali, ia mengembuskan napas dengan cepat dan menggigiti kuku. Ketika telepon berdering, suara Anna sudah terdengar cemas.
“Nyonya Harvest, kami dari kepolisian. Suami Anda ditemukan tewas tertabrak di jalan tol. Bisakah Anda datang untuk memberikan keterangan?” tanya suara di ujung telepon.
Di dalam kepalanya, Anna tersenyum.
Alibinya sudah siap.
1 komentar:
Kelam... tapi seru. Flash Fiction ini menang ya? Selamat...!!!!
Posting Komentar