Sosok itu mengangguk dari balik kemudi. Jok samping dan belakangnya kosong. Ia menepi.
Ayu melirik Shanti. “Duluan gih. Biar gue naik taksi berikutnya.”
“Ye, mana bisa gitu. Lu kan hamil empat bulan. Gue aja yang naik taksi berikutnya!” sergah Shanti.
Ayu berdecak. “Nah lu! Hamil sembilan bulan!”
Urat leher mereka menegang.
“Ngeyel!”
“Sok heroik!”
“WOY! Naek, naek! Enggak, enggak!” maki supir taksi. Kepalanya melongok kesal dari jendela. Taksi tancap gas, mengepulkan asap di hadapan dua wanita hamil.
Senyap.
“Sori,” cetus mereka bersamaan. Senyum mengembang.
Di kejauhan, sebuah taksi mendekat. Kosong.
Mata Ayu berbinar. “Eh, gue duluan ya!”
“Enak aja! Gue kan hamil sembilan bulan! Gue duluan!” balas Shanti sewot.
“Gue hamil empat bulan! Derita gue masih panjang!”
“Pelit!”
“Egois!”
Di atas medan pertempuran, langit menghijau. Biru yang terlunturi kuning oranye mentari yang tenggelam.
Sungguh satu petang yang indah.
====================
Jumlah kata: 139 kata
Diikutsertakan untuk kuis cerpelai persahabatan.
8 komentar:
Semua persyaratan sudah terpenuhi sehingga cerpelai ini sudah disahkan sebagai peserta. Terima kasih ... ^_^
akhirnya, siapa yang naik taksi duluan ya??? :)
selamat kontes :D
Assalamu'alaikum
congratulation ya mbak / mas..
semoga sukses dalam menulis dan semua hal..
amin..
Sukses ya, mbak Retno. Ini kisah nyata ya? Waktu itu mbak Retno yang 4 bulan atau yang 9 bulan? :p
selamat ya atas kemenangannya...
percakapan yang manis sekali,...saya jadi belajar banyak dari tulisan di atas...selamat ya atas kemenangannya!!
salam dari uda riki...
tulisannya nakal dan cerdas..
congrats mbak...
salam hangat sahabat - blogpacker
Posting Komentar