Senin, 13 Desember 2010

Kebahagiaan 100% menurut Ibunda Fatima Mernissi

"Aku ingin anak perempuanku menjalani hidup yang ceria," harapnya, "sangat menyenangkan, dan seratus persen bahagia, tidak lebih, tidak kurang."

Aku menegakkan kepala dan menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, lalu bertanya apa arti seratus persen bahagia itu, karena aku ingin dia pun tahu bahwa aku ingin melakukan yang terbaik yang bisa kucapai.




Kebahagiaan, jelasnya, adalah ketika seorang merasa baik, cerah, kreatif, puas, mencintai dan dicintai, dan bebas...

Perempuan yang bahagia adalah yang dapat melaksanakan semua haknya, dari hak untuk bebas bergerak hingga hak untuk berkreasi, berkompetisi, dan menantang, tapi pada saat yang sama dia merasa dicintai atas apa yang dia lakukan. 

Kebahagiaan itu termasuk juga dicintai oleh seorang laki-laki yang menghargai kekuatanmu dan bangga atas bakat-bakatmu. Kebahagiaan itu juga termasuk hak privasi, hak untuk menarik diri dari keramaian dan melakukan perenungan diri. Juga hak untuk duduk menyendiri tanpa melakukan apa-apa sepanjang hari, dan tanpa merasa bersalah. 

Kebahagiaan adalah hidup bersama dengan orang-orang yang kita cintai dan sekaligus merasa bahwa kamu adalah pribadi yang unik sehingga kehadiranmu bukan sekadar untuk menyenangkan mereka. 

Kebahagiaan adalah ketika ada keseimbangan antara apa yang kamu berikan dan apa yang kamu peroleh..

"Zaman akan semakin ramah terhadap perempuan, gadis kecilku," katanya padaku. "Kamu dan adikmu akan mendapatkan pendidikan yang baik, dan kamu bebas berjalan-jalan di jalanan dan melihat dunia. Aku ingin kamu mandiri, dan bahagia...

Tapi ketika aku bertanya lebih jauh bagaimana menciptakan kebahagiaan semacam itu, ibu menjawab "Kamu harus bekerja keras untuk itu. Orang harus melatih otot-otot kebahagiaan itu, seperti halnya dia berjalan dan bernapas,"

(Teras Terlarang hal 88-90, karya Fatima Mernissi. Penerjemah Ahmad Baiquni. Penerbit Mizan)

0 komentar:

Posting Komentar