Senin, 13 Desember 2010

Upaya Memenuhi Wishlist Pembeli

Ada kalanya, saya mendapat pesanan buku secara spesifik dari pembeli. Si pembeli sudah tahu persis nama penulis, nama penerbit, terjemahan atau bahasa Inggris, bahkan kaver buku yang diminatinya.

Namun ada kalanya, tidak demikian.

Seorang pembeli di Bandung pada suatu waktu mendapat tugas dari dosennya untuk membaca sejumlah artikel dan esai tentang proses kreatif para pengarang. Si pembeli memforward judul-judul artikel tersebut ke saya. Setelah saya cek (dengan browsing di Google), ternyata belasan artikel tersebut tidak tergabung dalam satu buku, melainkan dalam sejumlah buku yang berbeda (yang judulnya saya ketahui kemudian setelah browsing). "Maaf ya mbak, jadi ngerjain gini, maaf banget.." ujar si pembeli sungkan.

Yang saya jawab dengan "Lho, ndak papa Mas. My pleasure :)"

***
Seorang pembeli di Batam pernah memesan Pride & Prejudice versi terjemahan. Setahu saya, dulu sekali buku ini memang pernah diterjemahkan. Saat SMU, saya pernah membacanya di perpustakaan wilayah. "Tapi udah lama banget lho Mbak. Aku nggak tahu juga kapan bisa nemunya," ujar saya. 

Untunglah si pembeli bersedia menunggu. Problem solved. 

Toh ada kalanya saya terpaksa menolak wishlist calon pembeli. Terutama saat itu berhubungan dengan deadline. Seorang calon pembeli pernah ingin memesan buku Magdalen versi bahasa Inggris untuk skripsinya. Beliau meminta agar buku tersebut ada dalam satu minggu ini. Permintaan yang saya tolak dengan "Mas, maaf ya, saya belum pernah nemu buku tersebut. Dan saya nggak berani menjanjikan apa-apa dalam satu minggu. Mohon maaf ya, makasih."

Seringkali saya browsing ke sana ke mari sebelum menolak wishlist calon pembeli. Ada kalanya proses browsing hanya makan beberapa menit, dan saya hanya butuh beberapa menit untuk menelpon beberapa tempat. Namun ada kalanya proses itu makan waktu berhari-hari, karena saya akan Googling, bertanya di milis, fb, mp, juga bertanya pada sejumlah teman. 

Seperti saat seorang calon pembeli pernah ingin memesan Persuasion versi terjemahan. Sementara setahu saya, buku itu belum pernah diterjemahkan. Setelah Googling beberapa hari, tanya-tanya di milis, mp, fb, juga bertanya pada teman-teman saya yang pecinta sastra Inggris klasik, hasilnya nihil.  Saya pun mengabarkan beliau via sms. Yang dibalas beliau dengan "Duh aku malah nggak enak banget Mbak sampe nyariin, maaf ya merepotkan, nggak nyangka banget Mbak sampe nyariin kaya gitu.."

Atau saat seorang pembeli yang sama di Batam memesan Robinson Crusoe versi bahasa Inggris. Saat sedang hunting buku, saya menemukan versi retold buku ini. Segera saya telpon beliau. Namun "Maaf ya Mbak, karena ini untuk skripsi jadi sama dosen nggak boleh pakai yang retold.." ujarnya. 

Dan seperti beliau yang bersedia menunggu saya menemukan terjemahan Pride & Prejudice, beliau juga bersedia menunggu versi bahasa Inggris Robinson Crusoe. 

Pilihan yang di kemudian hari kerap saya tanyakan pada setiap calon pembeli: "Maaf ya, saya belum nemu buku tersebut. Apakah Anda bersedia menunggu sampai saya menemukannya nanti saya kabari atau cancel saja? It's up to you :). Terima kasih."

0 komentar:

Posting Komentar