Senin, 13 Desember 2010

Menjadi First Reader


Beberapa waktu lalu, saya sempat membaca salah satu jurnal Mbak Rini tentang First Reader. Yang membuat saya ingin bercerita tentang pengalaman saya menjadi first reader. 



Kali pertama menerima pekerjaan ini, saya tengah hamil Hana, sekitar 8 bulan. Karena saat itu saya sudah mulai "cuti" jualan buku, dan makin banyak waktu luang, jadilah saya sepakat menerima pekerjaan first reader ini.


Seluruh buku yang diserahi ke saya untuk dibaca, semuanya dalam bahasa Inggris. Ada genre thriller, ada pula nonfiksi dan genre drama. Namun semuanya punya tenggat waktu sama: satu minggu. Pada SPK yang dikirim ke rumah juga disebutkan secara rinci mengenai tanggal tenggat waktu. 

Mengingat satu buku rata-rata berjumlah sekitar 200-300an halaman, mulanya saya sempat membuat perhitungan target secara matematis. Bahwa saya harus membaca sekian puluh halaman dalam sehari (dengan menyisakan satu hari khusus untuk menuliskan reviewnya). 

Review yang ditulis pun sangat berbeda dengan review yang saya publish di jejaring sosial. Kalau di jesos saya bisa berpanjang-panjang kalimat demi menjelaskan keindahan buku, maka saat menjadi first reader saya membuat review yang lebih kuantitatif, singkat, padat, akurat dan jelas. Umumnya, review tersebut berisikan: sinopsis singkat, target pembaca, kelebihan dan kekurangan buku berupa pointers, sampai saran untuk penerbit.

Menuliskan kelebihan dan kekurangan buku bisa dibilang gampang-gampang susah. Karenanya saya selalu berusaha melihat dari berbagai aspek. Misalnya: gaya bahasa si penulis, latar belakang si penulis, isu yang diangkat dalam buku tersebut (relevan dan sensitifkah jika diangkat di Indonesia, misalnya), hubungan dan reaksi antar tokoh dalam buku tersebut, penjelasan contoh dan keterangan (sudah pas-kah dengan konteks budaya Indonesia, misalnya), alur, penokohan karakter, sampai ilustrasi sampul dari buku asli. 

Tak jarang, saat browsing, saya menemukan hal-hal menarik. Seperti misalnya, pujian Stephen King pada penulis yang bukunya saya review. Betapapun, selera pribadi memang berpengaruh. Karenanya, saya selalu berusaha jujur pada Mbak Editor, apakah saya suka atau tidak (secara pribadi) buku tugas review kali ini. Dan senangnya saya saat Mbak Editor berujar "Gapapa Ret, aku malah lebih suka kalau kamu terus terang aja." Gyaaa!

Alhamdulillah, sampai saat ini saya telah tiga kali menjadi first reader. Menyenangkan, tentu saja. Referensi bacaan dan wawasan saya bertambah, plus sedikit banyak saya berlatih berpikir secara sistematis untuk membuat ulasan berbobot. Sungguh pengalaman yang berharga :)

0 komentar:

Posting Komentar